Balada Pengemis
06.03
yuli humaidi
Dia masih berkutat di dapur sebagai tukang masak disebuah restoran padang yang cukup besar di salah satu sudut kota Jakarta. Hawa panas yang keluar mengitari setiap sudut dapur tanpa ampun. Keringat bercucuran disekujur tubuhnya. Sungguh! Hawa panas yang dirasakannya ini tak seberapa dengan rasa panas yang menjalar didalam tubuhnya, hingga membuat hatinya menggelegak bila mengingat kelakuan saudara saudaranya yang begitu rendah dimatanya. Rasa gerah yang terpancar karena antusiasnya yang tinggi dalam mengolah aneka lauk padang di rumah makan ini, mampu mengeluarkan beribu-ribu keringat kemarahannya, yang bersumber pada sebuah nama.\
“Uda Aznan benar-benar sudah kelewatan!” Dia mengeluhkan nama itu seirama dengan ayunan pisaunya yang tajam. Yang tanpa perasaan memotong-motong berkilo-kilo daging yang teronggok pasrah diatas meja pembantaian.“Mengapa Udanya itu tak pernah berhenti membuat masalah?” Dia pun semakin bekerja dengan kerasnya, agar kemarahannya tersalurkan dengan baik. Meski badannya sudah basah penuh keringat. Yang bila tak dikeluarkan lewat kerja kerasnya ini, akan menyumbat pori-pori kesabarannya. Hingga mampu merasuki otaknya yang akan membuatnya semakin gila karena emosinya. Emosi marah, benci, sedih, juga rasa prihatin yang dalam. Pelampiasan jiwanya yang sempurna.
“Jadi, kapan kamu bisa pulang Rusli? Abak sekarang dirawat dirumah sakit karena serangan jantung. Dia terus menyebut-nyebut namamu,” ujar Mande tadi malam sambil terisak-isak lewat telepon. Kalimat tanya itulah yang kini mendesak kuat dalam otaknya. Seolah-olah ingin memecahkan tempurung kepalanya. Bagaikan bom waktu yang menolak untuk tak diledakkan. Memicu adrenalinnya agar segera bereaksi terhadap serangan rasa kesal yang memuncak.“Kau benar-benar membuatku muak, Da!”
Dia meremas-remas kelapa dengan sepenuh rasa gemes, agar menghasilkan santan kental yang sempurna.Setelah berjam-jam, akhirnya tersajilah dihadapannya gulai ikan, kari ayam, juga rendang. Menu seperti ayam pop, ikan asam pedas, sayur nangka, tauco juga menu lainnya, telah disiapkan oleh dua orang tukang masak yang sedari tadi di dapur membantunya. Para pelayan yang lainpun segera membawanya ke panglong, untuk segera menatanya sebelum matahari beranjak lebih tinggi.
Tak lama kemudian, beberapa pelanggan mulai berdatangan. Ada yang memesan makan di meja. Ada juga yang minta dibungkus untuk dibawa pulang. Melihat kesibukan para pelayan, dia pun segera turun tangan untuk ikut melayani. Setelah hari beranjak sore, para pembeli tetap ramai. Tiba-tiba seorang lelaki yang usianya belum begitu tua, dengan pakaian compang-camping dan sebuah kaleng bekas ikut dalam antrian pembeli. Tak salah lagi, lelaki ini adalah pengemis yang sering ia lihat dipinggir jalan. Mau apa dia kesini? Batinnya. Lalu ia lihat pengemis itu duduk disalah satu kursi yang kosong.
“Da. Saya minta dihidangkan lauk yang ada dirumah makan ini secepatnya!”Saya termangu tak percaya mendengarnya. Apalagi begitu dihidangkan, pengemis itu menghabiskan satu porsi daging ayam, rendang, juga lauk yang lainnya. Begitu selesai menghabiskan makannya, pengemis itu juga memesan jus. Dia tak menduga bahwa seorang pengemis bisa menghabiskan aneka lauk yang lumayan banyak. Setelah dihitung anggarannya hampir lima puluh ribu. Apakah orang ini bisa membayarnya? Mengingat profesinya hanyalah seorang peminta-peminta dipinggir jalan.Tapi prasangkanya meleset. Dengan entengnya pengemis itu pergi kekasir, dan mengeluarkan uang seribuan yang lumayan banyak. Setelah dihitung genap lima puluh ribu. Bahkan setelah dibayarkan, masih tersisa setumpuk uang ribuan dari kaleng bekas yang ia keluarkan.
“Apakah Bapak tidak sayang menghabiskan uang segitu banyak hanya untuk makan? Bagimana kalau besok Bapak tidak punya uang lagi? tanyanya penasaran
“Yah, saya mengemis lagi,” jawabnya enteng sambil berlalu pergi. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala. Semudah itukah? Dia langsung teringat pada Anak-anak Abak yang begitu mudahnya menghambur-hamburkan uang, tanpa perlu kerja keras. Hanya cukup menadahkan tangan setiap saat pada Abaknya. Pantaslah kalau seseorang yang bisa mendapatkan uang tanpa bersusah payah, akan berpikir untuk menghabiskannya dengan mudah juga. Karena tak pernah merasakan susahnya mencari uang dengan bekerja membanting tulang. Persis dengan yang dilakukan oleh pengemis barusan. Dia semakin miris saja memikirkannya. Itulah sebabnya dia memilih pergi merantau sejauh-jauhnya, karena tak ingin terus-menerus makan hati melihat kelakuan Udanya.
Bukannya dia tak ingin pulang. Bertemu Abak dan Mande di kampung halaman. Dia hanya tak ingin melihat lagi muka Uda Aznan yang kini pengangguran, tapi tak pernah berhenti meminta uang hanya untuk difoya-foyakan bersama teman-temannya. Padahal dulu Abak sudah susah payah menyekolahkannya hingga menjadi sarjana. Fasilitas seperti mobil, handphone blakberry, laptop, juga uang saku yang tidak sedikit selalu dikasih setiap bulannya. Tapi hasilnya? hanya menjadi benalu saja dikeluarga. Benar-benar memalukan!Belum lagi Uni Etty yang masih suka meminta uang belanja, karena suaminya yang tak berguna itu kerap memilih-milih pekerjaan. Dan ujung-ujungnya setelah menjadi suami pengangguran, Abak dan Mande jua yang disusahkan. Tak tahan lagi, dia pun segera angkat kaki dari rumah. Dan memilih bekerja di Ibukota. Sampai akhirnya dia diterima bekerja di restoran.
Sudah cukup lama dia bekerja direstoran besar ini. Mulanya dia ditraining sebagai tukang cuci piring selama tiga bulan. Lalu meningkat sebagai pelayan yang menyiapkan pesanan dimeja makan, juga yang dibungkus. Dan sekarang tugasnya lebih berat lagi yaitu sebagai tukang masak utama. Dialah kunci dari larisnya restoran padang ini. Bila dia sembarangan mengolah masakannya, maka rasa yang didapat tak dapat memuaskan selera para pelanggan. Hasil masakannya harus mendekati sempurna, lewat resep turun-temurun si pemiliknya.
Dari gaji yang ia terima, dia bisa menghidupi dirinya sendiri. Lebih baik begini, daripada dia harus tinggal dirumahnya yang mewah, yang dengan mudahnya menikmati hidup enak tanpa harus bekerja. Apalagi sampai mengemis harta kekayaan keluarganya. Seperti yang dilakukan saudara-saudaranya. Dia hanya butuh kerja keras dalam hidupnya, agar dia bisa bernafas dengan hati yang lebih damai dan tenang meski uang yang ia terima tak seberapa. Daripada sibuk menghitung jatah warisan, dan memilih ribut untuk mendapatkannya. Yang terpenting, dia memiliki Goal yang jelas dalam hidupnya. Hingga berusaha mencari Resolusi yang tepat untuk planning hidup ke depannya.
Yah…suatu saat, dia ingin memiliki usaha rumah makan sendiri, dengan banyaknya cabang dimana-mana. Dan dia tak akan berhenti menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari pekerjaan yang ia tekuni sekarang. Karena niat awalnya tak ingin menyusahkan keluarganya dengan mengeluarkan sejumlah modal bagi cita-citanya untuk berwirausaha. Meski berapapun jumlah yang ia minta orangtuanya bisa menyanggupinya, dengan harta berlimpah yang mereka miliki.Tapi dia merasa lebih terhormat bila modal itu ia peroleh dari setiap tetes keringatnya sendiri. Lebih tepatnya, dia tak ingin dicap sebagai orang yang bermental pengemis! Yang hanya mampu menadahkan tangan kebawah daripada selamanya berada diatas. Sebuah prilaku yang sangat rendah dan hina menurutnya.“Apalagi yang telah Uda lakukan Mande? Hingga
Abak kembali terkena serangan jantung,” aku bertanya penuh sesal didada, saat sudah berada dirumah sakit. Abaklah yang menjadi alasannya untuk kembali pulang. Setelah tiga tahun lamanya.“Beberapa hari yang lalu, Udamu memaksa Abak memberikan jatah warisan padanya, karena dirinya terlibat hutang ratusan juta pada temannya. Dan Abak kau marah besar mendengarnya, hingga jatuh semaput karena shok.”
“Benar-benar tak tahu diri si Uda. Abak belum mati saja dia sudah mengincar harta warisannya.” Dia mengepalkan tangannya dengan kencang. Giginya bergemeretuk menahan emosinya yang membeludak. Dan, tembok didepannya menjadi sasaran kemarahannya.
“Apa yang kamu lakukan Rusli? Lihat tangannmu sampai berdarah! Mande tak mau jatuh korban lagi Nak,” Mande menangis sambil memeluknya yang masih berdiri dengan mata memerah, bak banteng yang siap menubruk lawan didepannya. Tak lama kemudian, seorang dokter paruh baya keluar dari ruang ICU“Bagaimana dengan Abak saya dok? Apakah dia berhasil melewati masa kritisnya?”“Saya harap kalian bisa tabah mendengarnya. Abak kalian tak mampu bertahan. Akhirnya, dia dipanggil Tuhan.” Ruslipun segera berlari ke kamar.
Sontak Rusli meraung-raung di depan jenazah Abak. Mande pun menangis pilu disampingnya. Sementara Uda Aznan hanya diam terpaku. Tak lama Uni datang dan menangis histeris sambil memeluk jenazah Abak. Dia tak tahu pasti apa arti tangisan Uninya. Apakah tangis penyesalan atau tangis buatan. Karena tak lama setelah Abak dimakamkan, wajah Uni dan Udanya tak tampak seperti orang yang sedang dirundung duka. Dia sendiri tak sanggup menelan makanan ke mulutnya. Setiap malam dia hanya duduk sambil menatap foto Abak. Maafkan Rusli Bak. Karena belum bisa membahagiakan Abak.Dalam hati dia menangis pedih.
Tak ingin berlama-lama dirumah, dia memutuskan kembali ke Jakarta. Meski Mande meminta dia untuk tidak pergi, tapi tekadnya sudah bulat. Dia tak ingin lebih lama lagi berada dirumah ini. Dia pun mempersiapkan baju yang akan dibawa besok. Tiba-tiba Uda Aznan masuk kedalam kamarnya.
“Buat apa buru-buru balik Rusli. Kamu kan sudah lama tidak pulang. Belum lepas rindu kami padamu.”“Rusli sudah tidak punya urusan lagi dirumah ini!” jawabnya ketus“Kamu masih punya urusan untuk menandatangani surat warisan Rusli, agar segera bisa dibagi rata,” Uda Aznan memberikan sebuah surat bermaterai padanya. Tapi dia tak tertarik membaca isinya lebih lanjut.
Sekali lagi darahnya mendidih mendengar ucapan Udanya yang gila harta. Benar-benar tak punya hati. Belum juga kering kuburan Abak, sudah sibuk mau bagi-bagi harta peninggalan yang memang tidak sedikit. Mulai dari beribu-ribu hektar tanah, tiga buah rumah yang cukup besar, juga beberapa buah mobil.
“Asal Uda tahu, sedikitpun Rusli tidak tertarik dengan harta warisan peninggalan Abak, sebab Rusli bisa hidup dengan bekerja. Tidak ongkang-ongkang kaki seperti Uda! Lagipula, Mande kan masih hidup? pikirkan baik baik Da? Dimana Mande akan tinggal kalau semua harta Abak langsung dijual dan dibagi-bagikan!”“Mande kan bisa ikut kamu. Gak masalahkan?”
“Kalau begitu, buang jauh-jauh dari otak Uda kalau Rusli akan menandatangani surat wasiat itu.”“Berlagak sekali kau Rusli! Mentang-mentang sudah punya kerjaan di kota metropolitan. Tapi, apa cukup? Paling-paling hanya lepas buat makan . Mana bisa punya rumah dan mobil yang bagus kayak disini,” Uda Aznan mencibir.
“Akan Rusli buktikan! Sekarang sebaiknya Uda segera keluar dari kamar ini, karena Rusli mau istirahat!” Dia berkata sambil merebahkan badannya diatas kasur. Sementara Uda Aznan keluar dari kamar sambil menggerutu. Dan Rusli tersenyun puas karena bisa mengalahkan keserakahan Udanya. Tekadnya untuk segera pergi pun semakin bulat. Suatu hari, dia akan kembali kerumah ini setelah menjadi seorang saudagar yang kaya raya, tanpa perlu meminta-minta harta dari orang tua.
“Uda Aznan benar-benar sudah kelewatan!” Dia mengeluhkan nama itu seirama dengan ayunan pisaunya yang tajam. Yang tanpa perasaan memotong-motong berkilo-kilo daging yang teronggok pasrah diatas meja pembantaian.“Mengapa Udanya itu tak pernah berhenti membuat masalah?” Dia pun semakin bekerja dengan kerasnya, agar kemarahannya tersalurkan dengan baik. Meski badannya sudah basah penuh keringat. Yang bila tak dikeluarkan lewat kerja kerasnya ini, akan menyumbat pori-pori kesabarannya. Hingga mampu merasuki otaknya yang akan membuatnya semakin gila karena emosinya. Emosi marah, benci, sedih, juga rasa prihatin yang dalam. Pelampiasan jiwanya yang sempurna.
“Jadi, kapan kamu bisa pulang Rusli? Abak sekarang dirawat dirumah sakit karena serangan jantung. Dia terus menyebut-nyebut namamu,” ujar Mande tadi malam sambil terisak-isak lewat telepon. Kalimat tanya itulah yang kini mendesak kuat dalam otaknya. Seolah-olah ingin memecahkan tempurung kepalanya. Bagaikan bom waktu yang menolak untuk tak diledakkan. Memicu adrenalinnya agar segera bereaksi terhadap serangan rasa kesal yang memuncak.“Kau benar-benar membuatku muak, Da!”
Dia meremas-remas kelapa dengan sepenuh rasa gemes, agar menghasilkan santan kental yang sempurna.Setelah berjam-jam, akhirnya tersajilah dihadapannya gulai ikan, kari ayam, juga rendang. Menu seperti ayam pop, ikan asam pedas, sayur nangka, tauco juga menu lainnya, telah disiapkan oleh dua orang tukang masak yang sedari tadi di dapur membantunya. Para pelayan yang lainpun segera membawanya ke panglong, untuk segera menatanya sebelum matahari beranjak lebih tinggi.
Tak lama kemudian, beberapa pelanggan mulai berdatangan. Ada yang memesan makan di meja. Ada juga yang minta dibungkus untuk dibawa pulang. Melihat kesibukan para pelayan, dia pun segera turun tangan untuk ikut melayani. Setelah hari beranjak sore, para pembeli tetap ramai. Tiba-tiba seorang lelaki yang usianya belum begitu tua, dengan pakaian compang-camping dan sebuah kaleng bekas ikut dalam antrian pembeli. Tak salah lagi, lelaki ini adalah pengemis yang sering ia lihat dipinggir jalan. Mau apa dia kesini? Batinnya. Lalu ia lihat pengemis itu duduk disalah satu kursi yang kosong.
“Da. Saya minta dihidangkan lauk yang ada dirumah makan ini secepatnya!”Saya termangu tak percaya mendengarnya. Apalagi begitu dihidangkan, pengemis itu menghabiskan satu porsi daging ayam, rendang, juga lauk yang lainnya. Begitu selesai menghabiskan makannya, pengemis itu juga memesan jus. Dia tak menduga bahwa seorang pengemis bisa menghabiskan aneka lauk yang lumayan banyak. Setelah dihitung anggarannya hampir lima puluh ribu. Apakah orang ini bisa membayarnya? Mengingat profesinya hanyalah seorang peminta-peminta dipinggir jalan.Tapi prasangkanya meleset. Dengan entengnya pengemis itu pergi kekasir, dan mengeluarkan uang seribuan yang lumayan banyak. Setelah dihitung genap lima puluh ribu. Bahkan setelah dibayarkan, masih tersisa setumpuk uang ribuan dari kaleng bekas yang ia keluarkan.
“Apakah Bapak tidak sayang menghabiskan uang segitu banyak hanya untuk makan? Bagimana kalau besok Bapak tidak punya uang lagi? tanyanya penasaran
“Yah, saya mengemis lagi,” jawabnya enteng sambil berlalu pergi. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala. Semudah itukah? Dia langsung teringat pada Anak-anak Abak yang begitu mudahnya menghambur-hamburkan uang, tanpa perlu kerja keras. Hanya cukup menadahkan tangan setiap saat pada Abaknya. Pantaslah kalau seseorang yang bisa mendapatkan uang tanpa bersusah payah, akan berpikir untuk menghabiskannya dengan mudah juga. Karena tak pernah merasakan susahnya mencari uang dengan bekerja membanting tulang. Persis dengan yang dilakukan oleh pengemis barusan. Dia semakin miris saja memikirkannya. Itulah sebabnya dia memilih pergi merantau sejauh-jauhnya, karena tak ingin terus-menerus makan hati melihat kelakuan Udanya.
Bukannya dia tak ingin pulang. Bertemu Abak dan Mande di kampung halaman. Dia hanya tak ingin melihat lagi muka Uda Aznan yang kini pengangguran, tapi tak pernah berhenti meminta uang hanya untuk difoya-foyakan bersama teman-temannya. Padahal dulu Abak sudah susah payah menyekolahkannya hingga menjadi sarjana. Fasilitas seperti mobil, handphone blakberry, laptop, juga uang saku yang tidak sedikit selalu dikasih setiap bulannya. Tapi hasilnya? hanya menjadi benalu saja dikeluarga. Benar-benar memalukan!Belum lagi Uni Etty yang masih suka meminta uang belanja, karena suaminya yang tak berguna itu kerap memilih-milih pekerjaan. Dan ujung-ujungnya setelah menjadi suami pengangguran, Abak dan Mande jua yang disusahkan. Tak tahan lagi, dia pun segera angkat kaki dari rumah. Dan memilih bekerja di Ibukota. Sampai akhirnya dia diterima bekerja di restoran.
Sudah cukup lama dia bekerja direstoran besar ini. Mulanya dia ditraining sebagai tukang cuci piring selama tiga bulan. Lalu meningkat sebagai pelayan yang menyiapkan pesanan dimeja makan, juga yang dibungkus. Dan sekarang tugasnya lebih berat lagi yaitu sebagai tukang masak utama. Dialah kunci dari larisnya restoran padang ini. Bila dia sembarangan mengolah masakannya, maka rasa yang didapat tak dapat memuaskan selera para pelanggan. Hasil masakannya harus mendekati sempurna, lewat resep turun-temurun si pemiliknya.
Dari gaji yang ia terima, dia bisa menghidupi dirinya sendiri. Lebih baik begini, daripada dia harus tinggal dirumahnya yang mewah, yang dengan mudahnya menikmati hidup enak tanpa harus bekerja. Apalagi sampai mengemis harta kekayaan keluarganya. Seperti yang dilakukan saudara-saudaranya. Dia hanya butuh kerja keras dalam hidupnya, agar dia bisa bernafas dengan hati yang lebih damai dan tenang meski uang yang ia terima tak seberapa. Daripada sibuk menghitung jatah warisan, dan memilih ribut untuk mendapatkannya. Yang terpenting, dia memiliki Goal yang jelas dalam hidupnya. Hingga berusaha mencari Resolusi yang tepat untuk planning hidup ke depannya.
Yah…suatu saat, dia ingin memiliki usaha rumah makan sendiri, dengan banyaknya cabang dimana-mana. Dan dia tak akan berhenti menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari pekerjaan yang ia tekuni sekarang. Karena niat awalnya tak ingin menyusahkan keluarganya dengan mengeluarkan sejumlah modal bagi cita-citanya untuk berwirausaha. Meski berapapun jumlah yang ia minta orangtuanya bisa menyanggupinya, dengan harta berlimpah yang mereka miliki.Tapi dia merasa lebih terhormat bila modal itu ia peroleh dari setiap tetes keringatnya sendiri. Lebih tepatnya, dia tak ingin dicap sebagai orang yang bermental pengemis! Yang hanya mampu menadahkan tangan kebawah daripada selamanya berada diatas. Sebuah prilaku yang sangat rendah dan hina menurutnya.“Apalagi yang telah Uda lakukan Mande? Hingga
Abak kembali terkena serangan jantung,” aku bertanya penuh sesal didada, saat sudah berada dirumah sakit. Abaklah yang menjadi alasannya untuk kembali pulang. Setelah tiga tahun lamanya.“Beberapa hari yang lalu, Udamu memaksa Abak memberikan jatah warisan padanya, karena dirinya terlibat hutang ratusan juta pada temannya. Dan Abak kau marah besar mendengarnya, hingga jatuh semaput karena shok.”
“Benar-benar tak tahu diri si Uda. Abak belum mati saja dia sudah mengincar harta warisannya.” Dia mengepalkan tangannya dengan kencang. Giginya bergemeretuk menahan emosinya yang membeludak. Dan, tembok didepannya menjadi sasaran kemarahannya.
“Apa yang kamu lakukan Rusli? Lihat tangannmu sampai berdarah! Mande tak mau jatuh korban lagi Nak,” Mande menangis sambil memeluknya yang masih berdiri dengan mata memerah, bak banteng yang siap menubruk lawan didepannya. Tak lama kemudian, seorang dokter paruh baya keluar dari ruang ICU“Bagaimana dengan Abak saya dok? Apakah dia berhasil melewati masa kritisnya?”“Saya harap kalian bisa tabah mendengarnya. Abak kalian tak mampu bertahan. Akhirnya, dia dipanggil Tuhan.” Ruslipun segera berlari ke kamar.
Sontak Rusli meraung-raung di depan jenazah Abak. Mande pun menangis pilu disampingnya. Sementara Uda Aznan hanya diam terpaku. Tak lama Uni datang dan menangis histeris sambil memeluk jenazah Abak. Dia tak tahu pasti apa arti tangisan Uninya. Apakah tangis penyesalan atau tangis buatan. Karena tak lama setelah Abak dimakamkan, wajah Uni dan Udanya tak tampak seperti orang yang sedang dirundung duka. Dia sendiri tak sanggup menelan makanan ke mulutnya. Setiap malam dia hanya duduk sambil menatap foto Abak. Maafkan Rusli Bak. Karena belum bisa membahagiakan Abak.Dalam hati dia menangis pedih.
Tak ingin berlama-lama dirumah, dia memutuskan kembali ke Jakarta. Meski Mande meminta dia untuk tidak pergi, tapi tekadnya sudah bulat. Dia tak ingin lebih lama lagi berada dirumah ini. Dia pun mempersiapkan baju yang akan dibawa besok. Tiba-tiba Uda Aznan masuk kedalam kamarnya.
“Buat apa buru-buru balik Rusli. Kamu kan sudah lama tidak pulang. Belum lepas rindu kami padamu.”“Rusli sudah tidak punya urusan lagi dirumah ini!” jawabnya ketus“Kamu masih punya urusan untuk menandatangani surat warisan Rusli, agar segera bisa dibagi rata,” Uda Aznan memberikan sebuah surat bermaterai padanya. Tapi dia tak tertarik membaca isinya lebih lanjut.
Sekali lagi darahnya mendidih mendengar ucapan Udanya yang gila harta. Benar-benar tak punya hati. Belum juga kering kuburan Abak, sudah sibuk mau bagi-bagi harta peninggalan yang memang tidak sedikit. Mulai dari beribu-ribu hektar tanah, tiga buah rumah yang cukup besar, juga beberapa buah mobil.
“Asal Uda tahu, sedikitpun Rusli tidak tertarik dengan harta warisan peninggalan Abak, sebab Rusli bisa hidup dengan bekerja. Tidak ongkang-ongkang kaki seperti Uda! Lagipula, Mande kan masih hidup? pikirkan baik baik Da? Dimana Mande akan tinggal kalau semua harta Abak langsung dijual dan dibagi-bagikan!”“Mande kan bisa ikut kamu. Gak masalahkan?”
“Kalau begitu, buang jauh-jauh dari otak Uda kalau Rusli akan menandatangani surat wasiat itu.”“Berlagak sekali kau Rusli! Mentang-mentang sudah punya kerjaan di kota metropolitan. Tapi, apa cukup? Paling-paling hanya lepas buat makan . Mana bisa punya rumah dan mobil yang bagus kayak disini,” Uda Aznan mencibir.
“Akan Rusli buktikan! Sekarang sebaiknya Uda segera keluar dari kamar ini, karena Rusli mau istirahat!” Dia berkata sambil merebahkan badannya diatas kasur. Sementara Uda Aznan keluar dari kamar sambil menggerutu. Dan Rusli tersenyun puas karena bisa mengalahkan keserakahan Udanya. Tekadnya untuk segera pergi pun semakin bulat. Suatu hari, dia akan kembali kerumah ini setelah menjadi seorang saudagar yang kaya raya, tanpa perlu meminta-minta harta dari orang tua.
Posted in
warnamu karaktermu
00.59
yuli humaidi
Watak dan Karakter Berdasarkan Warna
Semua orang mempunyai salah satu jenis warna yang sangat disukai dari sekian banyak warna yang kita kenal dalam dimensi kita. Banyak yang kurang menyadari, sebenarnya dari Warna Favorit kita dapat melihat watak seseorang.
Warna Biru
Warna kesukaan kamu Biru, biasanya termasuk tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Selalu mengharapkan kedamaian dan ketenangan. Kamu memiliki kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu sering sekali menyembunyikan perasaan.
Warna Hitam
Kamu termasuk tipe orang yang sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Jika berada dilingkungan yang tidak disukai, maka kamu akan menjadi murung. Kamu selalu tampil menarik, rapi, cukup banyak lawan jenis berusaha mengejar dan merebut cinta kamu.
Warna Merah
Kamu sangat berwibawa dan juga senang melindungi orang yang lemah. Walau sering kali bergaul dan bercanda tapi kamu bisa menahan diri. Banyak orang mengatakan cinta, tapi kamu selalu berpikir dan berpikir lagi. Kamu termasuk tipe yang sulit jatuh cinta.
Warna Hijau
Jika warna favorit kamu hijau, maka kamu adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk. Kamu adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta kamu mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercaya.
Warna Kuning
Kesukaan kamu warna kuning menandakan bahwa kamu memiliki sifat optimis. Kamu tipe periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang loyo. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam diri kamu, karena menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagi kamu. Kamu orang yang tidak pernah meremehkan siapapun juga, walaupun seseorang itu dungu atau bloon.
Warna Putih
Kamu adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, jika menyukai warna putih, banyak orang mengagumi kamu karena sifat angun, sifat idealis dan moral kamu yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan kamu.
Warna Ungu
Warna Ungu adalah pribadi dengan tipe yang benar-benar luar biasa. Selalu optimis, dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai benar dalam mengikuti perkembangan jaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasih kamu.
Warna Biru
Warna kesukaan kamu Biru, biasanya termasuk tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Selalu mengharapkan kedamaian dan ketenangan. Kamu memiliki kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu sering sekali menyembunyikan perasaan.
Warna Hitam
Kamu termasuk tipe orang yang sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Jika berada dilingkungan yang tidak disukai, maka kamu akan menjadi murung. Kamu selalu tampil menarik, rapi, cukup banyak lawan jenis berusaha mengejar dan merebut cinta kamu.
Warna Merah
Kamu sangat berwibawa dan juga senang melindungi orang yang lemah. Walau sering kali bergaul dan bercanda tapi kamu bisa menahan diri. Banyak orang mengatakan cinta, tapi kamu selalu berpikir dan berpikir lagi. Kamu termasuk tipe yang sulit jatuh cinta.
Warna Hijau
Jika warna favorit kamu hijau, maka kamu adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk. Kamu adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta kamu mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercaya.
Warna Kuning
Kesukaan kamu warna kuning menandakan bahwa kamu memiliki sifat optimis. Kamu tipe periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang loyo. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam diri kamu, karena menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagi kamu. Kamu orang yang tidak pernah meremehkan siapapun juga, walaupun seseorang itu dungu atau bloon.
Warna Putih
Kamu adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, jika menyukai warna putih, banyak orang mengagumi kamu karena sifat angun, sifat idealis dan moral kamu yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan kamu.
Warna Ungu
Warna Ungu adalah pribadi dengan tipe yang benar-benar luar biasa. Selalu optimis, dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai benar dalam mengikuti perkembangan jaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasih kamu.
Posted in
00.41
yuli humaidi
Sifatmu dalam Angka Kelahiranmu
Jika Anda lahir tahun 1943, berarti 4+3 = 7, dan 7 dikurangi 10, hasilnya nomor tahun kelahiran anda 3. Dan seterusnya. Lalu cocokkan untuk mengetahui potensi Anda dengan analisis berikut ini:
Tahun Kelahiran 1 = Air yang mengalir
Anda seorang yang tidak memiliki rasa aman. Suka berhasia. Anda harus terbiasa hidup dengan dinamika tinggi, terus bergerak dan itu tidak mudah untuk anda jalani. Tapi sesuai sifat anda yang seperti air mengalir, anda selalu bisa menemukan jalan keluar. Pengalaman buruk dan kesulitan akan membuat anda independent, leluasa menentukan kehendak hati. Orang bertipe ini memandang kehidupan selayaknya air mengalir. Kesulitan apapun akan bisa dihadapi olehnya.
Tahun Kelahiran 2 = Bumi
Beratak teguh, penuh perhatian dan selalu mendukung. Tipe bumi ini lebih pas dan pantas dijadikan seorang rekan bukan pemimpin. Lebih suka berdiam diri dan menjadi pengikut setia. Selalu membutuhkan bantuan dari orang yang lebih kuat untuk meraih tujuan akhir. Problem akan menghadang ketika mencoba meraih sukses dengan terburu-buru, tanpa mempersiapkan segala sesuatunya dari awal. Tipe bumi selalu tergesa-gesa dan biasa bekerja tanpa persiapan matang. Untuk sukses, terlalu banyak rintangan.
Tahun Kelahiran 3 = Petir
Anda adalah orang yang enerjik, tidak sabaran, ingin selalu menonjol dan bertahan pada jalan yang sudah ditempuh. Sering terlalu terus terang atas kegagalan orang lain, tapi untuk kegagalan dirinya selalu sensitif. Daya kreasinya tinggi dan buah pikirnya selalu orosinil. Dua hal ini merupakan kunci suksesnya. Tapi dia mudah frustasi dan marah ketika merasa tertekan. Kelemahannya adalah ingin selalu meraih semuanya dalam waktu bersamaan. Padahal konsekuensinya, semua malah akan berantakan.
Tahun Kelahiran 4 = Angin
Seperti angin, Anda mudah berubah, plinplan dan selalu tidak pasti. Meskipun demikian, saat mengalami kegagalan anda tidak mudah menyerah dan takluk pada kehidupan. Biasanya, sikapnya sangat bersahabat dan penuh kasih sayang. Suka mendahulukan kepentingan orang lain dan lebih suka membantu orang lain untuk sukses daripada membuat dirinya sukses lebih dahulu.
Tahun Kelahiran 5 = Kekuatan Utama
Masa kecil yang penuh kesulitan mendorong tipe ini untuk tumbuh mandiri saat usiaa dewasa. Penuh kharisma saat jika berhadapan dengan orang lain dan mempunyai ketekunan yang luar biasa. Kunci sukses orang ini berpangkal dari dua hal itu. Sangat berpotensi untuk menjadi pemimpin. Sayangnya sering berbicara bertele-tele saat merasa ragu akan sesuatu. Bisa dibilang, orang ini tidak membutuhkan orang lain untuk menyelesaikan pekerjaan apapun.
Tahun kelahiran 6 = Surga
Penuh tanggung jawab dan perhatian. Selalu hati-hati dalam setiap langkah dan tindakan. Cenderung menempatkan diri diatas orang lain, dan menyampaikan kritik terhadap mereka. Mempunyai kekuatan untuk menjadi inspirasi orang lain dan sering dicontoh sikapnya karena memang berbakat menjadi pemimpin. Satu hal yang harus disadari, bahwa hidup ini harus dihadapi dengan serius kalau mau sukses. Selebihnya adalah kerelaan dalam menempatkan diri ditengah masyarakat.
Tahun Kelahiran 7 = Danau
Hidup didasari sikap optimis, fleksibel dan sedikit gampangan. Pandangannya agak materialistis. Untungnya tipe ini mudah mendapatkan rezeki. Uang sepertinya tidak menjadi persoalan baginya. Uang mudah datang padanya, tapi mudah juga dihamburkan dalam sekejab. Pandai berdiplomasi dan sedikit bermuka dua bila bicara dengan orang lain. Hidupnya tidak jauh dari kesenangan.
Tahun Kelahiran 8 = Gunung
Soal kesetiaan, jangan diragunkan lagi orang ini. Loyalitasnya seimbang dengan sifat keras kepala yang dimiliki. Kemauannya keras tapi sukar sekali mengekpresikan perasaannya pada orang lain. Dibutuhkan orang banyak, karena kekuatan dan rasa menolongnya yang besar. Tapi harus bisa obyektif dan tidak memihak pada orang lain, agar tidak disakiti di kemudian hari. Punya kelebihan dalam menghadapi badai kehidupan, yaitu sifatnya yang sangat tabah.
Tahun Kelahiran 9 = Api
Anda yang memiliki nomor 9, ditakdirkan menjadi seorang yang cemerlang, cerdas dan penuh gairah. Bisa berdiri tegak ditengah orang banyak, dan menjadi pujaan orang lain. Sebaiknya anda hati-hati dalam memilih sahabat, karena kadang-kadang anda disakiti mereka. Dengan ambisi dan kecerdasan yang dimiliki, Anda berkeinginan menjadi seorang yang superior. Tapi akan lebih bijaksana lagi jika anda bermudah hati dan tenggang rasa terhadap perasaan orang lain.
Posted in
mengurangi dampak global warming
03.23
yuli humaidi
Langkah-langkah untuk Mengurangi Pemanasan Global
Pemanasan global merupakan isu yang sangat kompleks yang melibatkan semua pihak di seluruh dunia. Isu ini terkait dengan masalah kemiskinan, pembangunan, pertumbuhan ekonomi, pertambahan penduduk serta penggunaan energi. Harus diakui, sangat sulit untuk mengatasinya karena dibutuhkan aksi-aksi lokal secara global. Untuk mendorong aksi-aksi lokal dalam meminimalkan dampak pemanasan global ini diperlukan pemahaman dan kesadaran semua pihak untuk terlibat dalam upaya-upaya pencegahan pemanasan global.Sebagai orang yang tinggal di planet bumi, kita dapat turut serta mengurangi ter-emisi-nya gas rumah kaca ke atmosfer melalui tindakan nyata, yaitu :
Hemat Energi
- Mematikan semua alat elektronik saat tidak digunakan. Kerlip merah penanda stand by menunjukkan alat tersebut masih menggunakan listrik yang berarti masih turut serta mengemisikan gas rumah kaca ke atmosfer.
- Memilih perlengkapan elektronik yang hemat energi.
- Mematikan kran saat menggosok gigi
- Menggunakan air bekas cucian sayur dan beras, atau air hujan untuk menyiram tanaman.
- Memperbaiki kran yang bocor dengan segera.
- Mandi dengan menggunakan shower karena mandi berendam merupakan cara mandi yang boros air.
- Menghindari penggunaan selang atau gunakanlah kaleng penyiram tanaman atau ember untuk mencuci mobil/motor.
- Menyiram tanaman pada sore hari agar air mudah meresap kedalam akar.
- Biarkan rumput di halaman rumah tumbuh lebih tinggi karena hal ini akan mengurangi konsumsi air bagi tanaman
- Menghemat pemakaian kertas. Selalu menggunakan kertas di kedua sisinya dan menggunakan kembali amplop
- bekas atau membuat amplop dari kertas bekas. Jika kita hemat dalam menggunakan kertas berarti kita juga menghemat kayu dan mengurangi tumpukan sampah dari kertas.
- Selalu menggunakan prinsip ”3 R” (Reduce, Reuse, Recycle) dan melakukan penanaman tanaman (Replanting) di pekarangan rumah.
- Memilih produk yang dapat digunakan secara berulang kali.
- Jangan membeli produk yang menggunakan kemasan berlebihan.
- Membeli produk yang dapat didaur ulang atau produk daur ulang, misalnya tisu toilet, alat tulis dan lain-lain.
- Membawa kantong belanjaan sendiri atau gunakan plastik bekas pakai ketika berbelanja.
- Membeli barang dalam jumlah besar lebih menghemat pengepakan, uang dan transportasi.
? Membeli bahan makanan organik. Proses penanaman bahan-bahan makanan non organik menggunakan bahan kimia
berbahaya, misalnya pestisida dan pupuk kimia. Selain berbahaya bagi kesehatan, bahan-bahan tersebut juga mencemari tanah dan air di sekitar pertanaman tersebut.
- Membeli/mengkonsumsi buah dan sayur yang sedang musim untuk mengurangi biaya transportasi. Import buah dan sayur yang tidak sedang musim membutuhkan transportasi yang brlebihan. Hal ini berarti penggunaan bahan bakar fosil lebih banyak, sehingga akan mengemisikan gas rumah kaca lebih banyak pula.
- Menggunakan produk pembersih yang biodegradable, sehingga bahan kimia yang terkandung, akan memberikan dampak minimal pada sistem tanah dan air kita.
- Menggunakan transportasi publik, bersepeda atau berjalan kaki daripada menggunakan mobil untuk berangkat kantor.
- Jika berkendaraan untuk berangkat ke kantor, usahakan untuk berangkat bersama dengan teman yang tinggal berdekatan atau sekantor. Menggunakan satu mobil untuk beberapa penumpang akan lebih ramah lingkungan daripada menggunakan mobil masing-masing.
by: yulihime
Posted in
Langganan:
Komentar (Atom)










